1.
Perencanaan usaha baru
Pengertian perencanaan.
perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
Unsur-unsur Proses Perencanaan.
Beberapa unsur di bawah ini
terdapat dalam proses perencanaan manapun, kendati lingkup dan metodenya
berbeda. Bisa luas, bisa kecil. Bisa kompleks, bisa sederhana. Walau demikian
baik jika dikenali dengan lebih jelas.
o
Audit Situasi
Audit situasi dilaksanakan
dengan memeriksa data prestasi beberapa masa yang lalu. Prinsipnya adalah untuk
mendapatkan informasi pengenalan diri sendiri saat ini di sini dengan segala
dimensinya: apa, siapa, mengapa, untuk apa, di mana, bagaimana, berapa?
Mendaftar berbagai aspek kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal
yang diketahui.Selanjutnya teknik forecasting secara statistik
biasanya digunakan untuk melihat ekstapolasi kecenderungan data ke masa depan
dalam situasi konstan seperti pada masa lalu. Tetapi situasi tidak akan tetap
sama karena adanya perubahan. Perubahan-perubahan masa depan diantisipasi
dengan berbagai teknik riset masa depan.
o
Riset Masa Depan
Adalah
usaha untuk memperkirakan situasi lingkungan eksternal masa depan yang akan
dihadapi. Tujuan riset masa depan (future
research) adalah mengenali dan mempertimbangkan dampak dari kecenderungan
perkembangan faktor-faktor dalam ekonomi
makro, bidang industri atau jasa, politik,
perubahan sosial,
teknologi,
budaya dan gaya hidup masyarakat,
keamanan dan lain sebagainya, apakah positif ataukah negatif. Juga diperkirakan
situasi persaingan.
Apa yang akan dikerjakan pemain dan pesaing lama? Berapa banyak pemain dan
pesaing baru akan terjun di lapangan (pasar)? Dampak positif berarti peluang
(opportunities) bagi pengembangan karya yang perlu ditangkap dan dimanfaatkan.
Dampak negatif berarti ancaman (threats), hambatan atau kendala bagi kemajuan.
Maka perlu diatasi.
o
Asumsi-asumsi
Gabungan
audit situasi (internal) dan
riset masa depan
(eksternal) yang dipadukan dengan melakukan metode Analisis
SWOT menghasilkan asumsi-asumsi atau pengandaian situasi atas berbagai
faktor variabel. Data basis yang diperoleh di sini seolah-olah siap memberi
penjelasan pada setiap pertanyaan: mengapa.
o
Visi
Visi adalah proyeksi gambaran diri
pada masa depan dengan segala dimensinya berdasarkan data realitas sekarang,
dan berbagai kecenderungan baik internal maupun eksternal. Visi bisa dikatakan
impian berdasarkan kenyataan. Bukan gambaran yang muluk-muluk tanpa dasar. Di
sini ditampung data verbal mengenai nilai-nilai, harapan dan aspirasi setelah
paparan situasi sekarang dan kecenderungan masa depan. Mau jadi apa dan
bagaimana ke depan? Visi menjadi pengikat komunitas jika merupakan visi
bersama, yang dibentuk secara bersama-sama.
o
Tujuan, Sasaran, Target
Untuk
mewujudkan Visi kemudian secara terasering (cascade) menurut kedudukan
dalam sistem dilaksanakan penjabaran apa yang hendak dicapai menjadi ketentuan
tujuan, sasaran dan target yang terukur dalam kurun waktu tertentu. Biasanya
untuk perumusan tujuan, sasaran dan target digunakan prinsip SMART: apakah
pernyataan tujuan, sasaran, target sudah Spesifik-sistematik, Measurable,
Attainable, Realistic, dan Time-framed?
o
Policy atau kebijakan
Perumusan
policy atau kebijakan dasar dimaksudkan sebagai garis pedoman mengenai
apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam rangka
pencapaian tujuan, sasaran, target. Ini memberi warna dasar pada semua rencana
usaha, misalnya orientasi pada kepuasan konsumen yang
harus dipertimbangkan di dalam semua rencana strategi dan taktis.
o
Rencana Strategi
o
Keunggulan Strategis
·
Perencanaan
yang dengan jelas merumuskan hal-hal berikut dikatakan sudah mempunyai potensi
keunggulan strategis:
·
Visi
·
Strategi
·
Taktik
·
Implementasi
·
Operasi
o
(Kenneth
Primozic, Edward Primozic dan Joe Leben (1991): Strategic Choices: Supremacy,
Survival or Sayonara. McGrawHill).
Pemikiran
strategis haruslah merupakan suatu daur berkesinambungan. Daur itu dimulai
dengan pembentukan visi organisasi, berlanjut dengan penentuan strategi (yaitu
tujuan dan garis besar usaha untuk mewujudkannya) yang menentukan bagaimana
visi digunakan untuk membimbing semua usaha dan karya organisi, kemudian
dijabarkan menjadi pelbagai taktik yang tepat dalam mengaplikasikan strategi,
mengarah pada langkah-langkah implementasi taktik serta tindakan operasional
yang harus dilaksanakan dari hari ke hari dalam organisasi. Tak ada tangga yang
boleh dilewatkan di dalam pemikiran dan perumusan semua itu di dalam daur
perencanaan yang berkesinambungan.
Alasan utama diperlukan
perencanaan
Perencanaan sangat dibutuhkan dan
diperlukan karena merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen,
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan tak akan dapat berjalan.
Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal
adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan
Manfaat
Perencanaan
o
Standar pelaksanaan dan pengawasan
o
Pemilihan berbagai alternative terbaik
o
Penyusunan skala prioritas, baik
sasaran maupun kegiatan
o
Menghemat pemanfaatan sumber daya
organisasi
o
Membantu manajer menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan
o
Alat memudahkan dalam berkoordinasi
dengan pihak terkait, dan,
o
Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak
pasti.
Tipe-tipe
perencanaan
·
Perencanaan Terpusat
·
Perencanaan indikatif
·
Perencanaan pembangunan
klasifikasian
perencanaan:
·
Bidang fungsional, ini mencakup rencana
produksi, rencana pemasaran, rencana keuangan dan rencana personalia. Setiap
faktor memerlukan tipe rencana yang berbeda
·
Tingkatan organisasional, ini termasuk
keseluruhan organisasi atau
Satuan-satuan kerja.
·
Karakteristik (sifat rencana), ini
meliputi faktor kompleksitas, fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya,
rasionalitas, kuantitas dan
kualitas.
·
Waktu, ini menyangkut rencana jangka
pendek, rencana jangka menengah, dan rencana jangka panjang.
·
Unsur-unsur rencana, ini dalam wujud
anggaran, program, prosedur,
kebijaksanaan peraturan dan sebagainya.
2. Penempatan
SDM dlm organisasi kewirausahaan
Sumber-sumber tenaga kerja
Sumber Intern
Ada tiga sumber
penawaran intern, yaitu :
·
Penataran
(Upgrading) yaitu dengan mendidik dan memberi latihan.
·
Pemindahan
(transferring) yaitu posisi yang kurang disenangi ke posisi lain yang lebih
memuaskan kebutuhan.
·
Pengangkatan
(promoting) yaitu pengangkatan ke jabatan yang lebih tinggi lagi.
Sumber Ekstern
Sumber ekstern penwaran tenaga kerja dapat diperoleh antara lain dari
lamaran pribadi yang masuk, organisasi karyawan, kantor penempatan tenaga
kerja, sekolah-sekolah, para pesaing, imigrasi dan migrasi.
LANGKAH-LANGKAH
PROSES SELEKSI TENAGA KERJA
o
LANGKAH 1 : PENERIMAAN PENDAHULUAN
Proses seleksi merupakan jalur dua arah. Organisasi memilih
para karyawan dan para pelamar memilih perusahaan. Seleksi dimulai dengan
kunjungan calon pelamar ke kantor personalia atau dengan permintaan tertulis
untuk aplikasi.
Bila pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat
dilakukan. Ini akan sangat membantu dalam upaya menghilangkan kesalahapahaman
dan menghindarkan pencarian informasi dari sumber tidak resmi (“jalan
belakang”).
o
LANGKAH 2 : TES-TES PENERIMAAN
Tes-tes penerimaan sangat berguna untuk mendapatkan
informasi yang relatif obyektif tentang pelamar yang dapat dibandingkan dengan
para pelamar lainnya dan para karyawan sekarang. Tes-tes penerimaan merupakan
berbagai peralatan bantu yang menilai kemungkinan padunya antara kemampuan,
pengalaman dan kepribadian pelamar dan persyaratan jabatan.
Agar tes dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia
harus valid. Validitas berarti bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan yang
berarti (signifikan) dengan prestasi kerja atau dengan kriteria-kriteria
relevan lainnya.
o
LANGKAH 3 : WAWANCARA SELEKSI
Wawancara seleksi adalah percakapan formal dan mendalam yang
dilakukan untuk mengevaluasi hal dapat diterimanya atau tidak (acceptability)
seorang pelamar. Pewawancara (interviewer) mencari jawab dua pertanyaan umum.
Dapatkah pelamar melaksanakan pekerjaan? Bagaimana kemampuan pelamar
dibandingkan dengan pelamar lain?
Wawancara mempunyai tingkah fleksibilitas tinggi, karena
dapat diterapkan baik terhadap para calon karyawan manajerial atau operasional,
berketerampilan tinggi atau rendah, maupun staf. Teknik ini juga memungkinkan
pertukaran informasi dua arah : pewawancara mempelajari pelamar, dan sebaliknya
pelamar mempelajari perusahaan.
o
LANGKAH 4 : PEMERIKSAAN REFERENSI
Bagaimana tipe pelamar? Apakah pelamar adalah pekerja yang
dapat dipercaya? Bagaimana sifat-sifat atau kepribadian pelamar? Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan ini, departemen personalia menggunakan berbagai
referensi.
Personal references-tentang karakter pelamar-biasanya
diberikan oleh keluarga atau teman-teman terdekat yang ditunjuk oleh pelamar
sendiri atau diminta perusahaan. Bila referensi diserahkan secara tertulis,
pemberi referensi biasanya hanya menekankan hal-hal positif. Oleh karena itu,
referensi pribadi pada umumnya jarang digunakan.
Employment references. Mencakup latar belakang atau
pengalaman kerja pelamar. Banyak spesifikasi personalia bersikap skeptis
terhadap referensi-referensi tersebut, karena dalam kenyatannya organisasi
sangat jarang untuk mendapatkan referensi yang benar.
o
LANGKAH 5 : EVALUASI MEDIS
Proses seleksi ini mencakup pemeriksaan kesehatan pelamar
sebelum keputusan penerimaan karyawan dibuat. Pada umumnya, evaluasi ini
mengharuskan pelamar untuk menunjukkan informasi kesehatannya. Pemeriksaan
dapat dilakukan oleh dokter diluar perusahaan maupun oleh tenaga medis
perusahaan sendiri. Evaluasi medis memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya
perawatan kesehatan karyawan dan asuransi jiwa, mendapatkan karyawan yang
memenuhi persayaratan kesehatan fisik untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, atau
memperoleh karyawan yang dapat mengatasi stress fisik dan mental suatu
pekerjaan.
o
LANGKAH 6 : WAWANCARA ATASAN LANGSUNG
Atasan langsung (penyelia) pada akhirnya merupakan orang
yang bertanggungjawab atas para karyawan baru yang diterima. Oleh karena itu,
pendapat dan persetujuan mereka harus diperhatikan untuk keputusan penerimaan
final. Penyelia sering mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis
pelamar dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pelamar tentang pekerjaan
tertentu secara lebih tepat. Atas dasar ini banyak organisasi yang memberikan
wewenang kepada penyelia untuk mengambil keputusan penerimaan final.
Komitmen para penyelia pada umumnya akan semakin besar bila
mereka diajak berpartisipasi dalam proses seleksi. Partisipasi mereka paling
baik diperoleh melalui supervisory interview. Dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan, penyelia menilai kecakapan teknis, potensi, kesediaan bekerjasama,
dan seluruh kecocokan pelamar. Wawancara ini berguna sebagai suatu cara efektif
untuk meminimumkan pertukaran karyawan, karena karyawan telah dapat memahami
perusahaan dan pekerjaannya sebelum mereka mengambil keputusan untuk bekerja
pada perusahaan.
o
LANGKAH 7 : KEPUTUSAN PENERIMAAN
Apakah diputuskan oleh atasan langsung atau departement
personalia, keputusan penerimaan menandai berakhirnya proses seleksi. Dari
sudut pandangan hubungan masyarakat (public relations), para pelamar lain yang
tidak terpilih harus diberitahu. Departemen personalia dapat mempertimbangkan
lagi para pelamar yang ditolak untuk lowongan-lowongan pekerjaan lainnya karena
mereka telah melewati berbagai macam tahap proses seleksi.
Pelatih atau
Instruktur
1. Pelatih
Pelatih atau instruktur yaitu sorang atau ti yang
memberikan latihan/pendidikan kepada para karyawan. Pelatih ( trainer )
memberikan peranan penting terhadap kemajuan kemampuan para karyawan yang akan
dikembangkan. Pelatih yang akan melaksanakan pengembangan ( development =
training education ) adalah pelatih internal, eksternal, serts gabungan intenal
dan eksternal.
a. Pelatih Internal
Pelatih iternal adalah seorang atau susunan atau
suatu tim pelatih yang di tugaskan dari perusahaan memberikan latihan atau
pendidikan kepada karyawan. Setiap kepala bagian mutlak menjadi pelatih intrnal
bagi karyawan bawahanya dengan memberikan petunjuk-petunjuk untuk menyelesaikan
pekerjaan, cara mengguakan alat-alat, mesin-mesin dan yang lainnya. Sifat
pengembangan yang diberikan atasan langsung adalah terus-menerus selama
karyawan tersebut menjadi bawahanya. Pengembangan yang dilakukan oleh suatu tim
oleh suatu pelatih sifatnya hanya sementara yaitu sepanjang dilakukan pelatihan
atau pendidikan. Pelatih internalhanya melatih karyawan dalam lingkungan
perusahaan bersangkutan saja.
b. Pelatih Eksternal
Pelatih ekdternal adalah seseorang atau suatu tim
pelatih dari luar perusahaan diminta untuk memberikan pengembangan kepada para
karyawan, baik pelatihnya didatangkan atau karyawannya ditugaskan untuk
mengikuti lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan.
c. Pelatihan Gabungan Internal dan Eksternal
Pelatihan gabungan internal da eksternal adalah
suatu tim gabungan pelatih internal dan eksternal yang memberikan pengembangan
kepada para karyawan. Cara ini paling baik karena pelatih akan saling
isi-mengisi dalam memberikan pengembangan kepada karyawan.
2. Syarat-Syarat Pelatih
a. Teaching Skill
Seorang pelatih harud mempunyai kecakapan untuk
mendidik atau mengajarkan, membimbing, memberikan petunjuk dan mentrasfer
pengetahuannya kepada peserta pengembangan. Ia harus dapat memberikan semangat,
membina dan mengembangkan agar peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat
menumbuhkan kepercayaan pada dirinya.
b. Comucation Skill
Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif. Jadi, suaranya jelas,
tulisanyabaik, dan kata-katanya mudah dipahami peserta pengembangan.
c. Personality Authority
Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap
peserta pengembangan. Ia harus berprilaku baik, sifat dan kepribadianya
disenangi, kemampuan dan kecakapanya diakui.
d. Social Skill
Seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam
bidang sosial agar terjamin kepercayaan dan kesetian dari para peserta
pengembangan. Ia harus suka menolong, objektif, dan senang jika anak didiknya
maju serta dapat menghargai orang lain.
e. Thecnical Competent
Seorang pelatih harus berkemampuan teknis,
kecakapan teoritis dan tangkas dalam mengambil suatu keputusan.
f. Stabilitas Emosi
Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek
terhadap anak didiknya, tidak boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapaan,
keterbukaan, tidak pendendam, serta memberikan nilai yang obyektif.
3. Proses pengembangan
Langkah-langkah pengembangan hendaknya dilakukan
sebagai berikut.
a. Sasaran
Setaip pengembangan harus terlebih dahulu
ditetapkan secara jelas sasaran yang ingin dicapai. Apakah sasaran pengembangan
untuk pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis
mengerjakan pekerjaan ( thecnical skill ) ataukah untuk meningkatkan kecakapan
memimpin ( managerial skill ) dan conceptual skill. Penetapan sasaran harus
didasarkan kepada kebutuhan jabatan atau pekerjaaan dari karyawan yang
bersangkutan.
b. Kurikulum
Kurikulum atau mata pelajaran yang akan diberikan
harus mendukung tercapainya sasaran dari pengembangan itu. Kurikulum harus
ditetapkan secara sistematis, jumlah jam pertemuan, metode pengajaran, dan
sistem evaluasinya harus jelas agar sasaran dari pengembangan itu optimal.
c. Sarana
Mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pengembangan. Penyediaan tempat dan alat-alat harus
didasarkan pada prinsip ekonomi serta berpedoman pada sasaran pengembangan yang
ingin dicapai. Misalnya: tempat pengembangan sebaiknya mempunyai latar belakang
yang relatih homogen dan jumlahnya ideal, supaya kelancaran pengembangan
terjamin.
e. Peserta
Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang
dapat mengikuti pengembangan. Misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman kerja,
dan latar belakang pendidikannya. Peserta pengembangan sebaiknya mempunyai
latar belakang yangrelatif homogen dan jumlahnya idal, Supaya kelancaran
pengembangan terjamin.
f. Peltih
Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi
persyaratan untuk mengajar mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan
tercapai. Pengangkatan pelatih atau instruktur harus berdasarkan kemampuan
objektf ( teoritis dan praktis ) bukan didasarkan pada kawan atau saudara.
Dengan pelatih yang kualified akan menghasilkan untuk didik yang baik.
f. Pelaksanaan
Melaksanakan proses belajar-mengajar artinya setiap
pelatih mengajarkan materi pelajaran kepada peserta pengembangan. Proses
belajar-mengajar harus di akhiri dngan ujian atau evaluasi utuk mengetahu
sasaran pengembangan tercapai atau tidak.
SUMBER : www.google.com